Selasa, 02 Agustus 2011

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA "RESPON SOSIAL DAN DAN GANGGUAN KEPRIBADIAN"

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
            Sifat kepribadian adalah pola prilaku yang merefleksikan bagaimana orang merasakan, berhubungan, dan berfikir tentang diri mereka sendiri dan lingkungannya. Sifat ini memepukan orang untuk mengendalikan lingkungan mereka dan menyesuaikan diri dengan stressor sosial dan perssonal. Hanya jika sifat kepribadian menjadi kaku, mengalahkan diri sendiri atau maladaptif menyebabkan gangguan atau ansietas yang seriur, maka mereka dianggap mengalami gangguan kepribadian.
            Dengan gangguan kepribadian, pengalaman dan prilaku internal seseorang sangat jelas berbeda dari norma budaya seseorang. Menurut kriteria diagnostik DSM-IV, pola-pola masalah ditunjukan dalam dua atau lebih are berikut: kognitif, afektif, fungsi interpersnal dan kontrol inpuls. Pola-pola ini menyebabkan distress dalam fungsi sosial, okupasi atau fungsi umumnya. Gangguan biasanya dimanifestasikan dalm aktivitas sehari-hari karena prilaku disfungsional adalah sarana yang digunakan untuk berhubungan dengan orang lain dan untuk memenuhi kabutuhan dasar.
            Maka dari itu, kelompok tertarik untuk membahas tentang respon sosial dan gangguan kepribadian yang akan dijelaskan pada bab berikutnya.





BAB II
PEMBAHASAN
RESPON SOSIAL DAN GANGGUAN KEPRIBADIAN

A.    RESPON SOSIAL
Rentang respons sosial
Manusia adalah mahluk sosial. Untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal yang positif. Hubungangan interpersonal yang sehat terjadi jika individu yang terlibat saling merasakan kedekatan sementara indentitas pribadi masih tetap di pertahankan juga perlu untuk membina perasaan saling tergantung, yang merupakan keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam sustu hubungan.
Tugas perkembangan berhubungan dengan pertumbuhan interpersonal
Tahap perkembangan yaitu:
1.      Masa bayi: Menetapkan landasan rasa percaya
2.      Masa bermain: Mengembangkan otonomi dan awal perilaku nandiri
3.      Masa pra-sekolah: Belajar menunjukan insiatif dan rasa tanggung jawab dan hati nurani
4.      Masa sekolah: Belajar berkompetisi, berkerja sama, dan berkompromi
5.      Masa pra-remaja: Menjadi intim dengan teman sesama jenis kelamin
6.      Masa remaja: Menjadi intim dengan teman lawan jenis kelamin dan tindak tergantung pada orang tua
7.      Masa dewasamuda: Menjadi saling tergantung dengan orang tua, teman, menikah, mempunyai anak
8.      Masa tengah baya: Belajar menerima
9.      Masa dewasa tua: Berduka karena kehilangan dan mengembangkan perasaan keterikatan dengan budaya.


Perilaku yang berhubungan dengan respons sosial maladaptif yaitu:
Perilakau
1.      Manipulasi
Karakteristik: Orang lain diperlukan seperti objek hubungan terpusat pada masalah pengendalian individu berorientasi pada orang lain.
2.      Narkisisme
Karakteristik:  Harga diri yang rapuh secara terus menerus berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian sikap egosentris pencemburu marah jika orang lain tidak mendukung.
3.      Infulsif
Karakteristik: tidak mampu merencanakan sesuatu tidak mampu belajar dari pengalaman penilaian yang buruk tidak dapat diandaikan.

Faktor pencetus
Berbagai faktor bisa menimbulkan respons sosial yang maladaftif. Walaupun banyak penelitian telah dilakukan pada gangguan yang mempengngaruhi hubungan interpersonal, tapi belum ada suatu kesimpulan yang spesifik tentang penyebab gangguan ini. Mungkin saja disebabkan oleh berbagai faktor.
Faktor yang mungkin mempengaruhi yaitu:
1.      Faktor perkembangan.
tiap ganguan dalam pencapaian tugas perkembangan yang disebutkan pada akan mencetuskan seseorang sehingga mempunyai masalah respons sosial maladaptif. Sistem keluarga yang tergangu dapat menunjang perkembangan respons sosial maladaptif. Beberapa orang percaya bahwa individu yang mempunyai masah ini adalah orang yang tidak berhasil memisahkan dirinya dari orang tua.

2.      Faktor biologik.
Faktor genetik dapat menunjang terhadap respons sosial maladaptif. Ada bukti terdahulu tentang telibatnya neurotransmiter dalam perkembangan ganguan ini, namun tetap masih diperlukan penelitian lebih lanjut.

3.      Faktor sosiokultural.
Isolasi sosial merupakan faktor dalam ganguan berhubungan. Ini akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif, seperti lansia, orang cacat, dan berpenyakit kronik.
Stresor pencetus
Stresor pencetus pada umumnya mencakup kejadian kehidupan yang penuh stres seperti kehilangan, yang mempengaruhi kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan ansietas.
Stresor pencetus dapat di kelompokkan dalam kategori:
1.      Stresor sosiokultural
Stres yang dapat ditimbulkan oleh:
-          Menurunya stabilitas unit keluarga
-          Berpisah dari orangyang berarti dalam kehidupannya, misalnya karena dirawat di rumah sakit.
2.      Stresor psikologik
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan untuk mengtasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhan untuk ketergantungan dapat menimbulkan ansietas tinggi.
Sumber koping
Contoh smber koping yang berhubungan dengan respons sosial maladaptif termasuk:
-          Keterlibatan dalam hubungan yang luas dalam keluarga dan teman
-          Hubungan dengan hewan peliharaan
-          Gunakan kreativitas untuk mengekspresikan stres interpersonal seperti kesenian,musik,atau tulisan
Mekanisme koping
Individu yang mempunyai respons sosial maladptif menggunakan berbagai mekanisme dalam upaya untuk mengatasi ansietas. Mekanisme koping yang disajikan di sini berkaitan dengan jenis spesifik dari masalah-masalah berhubungan:
1.      Koping yang berkaitan dengan gangguan kepribadian antisosial
-          Proyeksi
-          Pemisahan
-          Merendahkan orang lain
2.      Koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian”bordeline”
-          Pemisahan
-          Reaksi informasi
-          Projeksi
-          Isolasi
-          Idealisasi orang lain
-          Merendahkan orang lain
-          Indentifikasi proyektif     

Gangguan kepribadian
Kepribadian adalah sikap dan perilaku yang menggambarkan diri individu secara utuh dan digunakan untuk menanggapi, berhubungan, serta berfikir tentng diri dan lingkungan dalam konteks hubungan personal yang luas. Gangguan kepribadian dapat di identifikasi dengan sikap dan perilaku yang tidak fleksibel, maladaptif, serta fungsi sosisal dan pekerjaan terganggu.
Rentang respon pada pasien dengan gangguan kepribadian antaralain :
1.      Kepribadian sehat
Sikap dan perilaku individu yang dapat di terima oleh lingkunangan tanpa mengganggu integritas diri nya.
2.      Gangguan ciri kepribadian
Suatu sikap dan perilaku yang tidak fleksibel,  maladaptif yang dapat mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan.
3.      Psikosis
Suatu kondisi yang menunjukkan gangguan yang berat dengan ditandai gangguan kemampuan daya nilai realitas.

Pembeda individu normal dengan gangguan kepribadian adalah terdapat pada adaptasi yang tidak fleksibel yang dipergunakan, terdapat lingkaran setan antara cara persepsi yang dialami oleh individu tersebut dengan orang lain, serta kemampuan yang lemah yang dimiliki oleh individu.

Jenis-jenis gangguan kepribadian
Secara garis besar terdapat 3 janis grup gangguan kepribadian berdasarkn simtom utama dan jenis pengalaman individu.
1.      Cluster A : kepribadian eksentrik
Golongan ini termasuk didalamnya perilaku paranoid, aneh, dan eksentrik.
a.       Gangguan kepribadian skizoid
b.      Ganguan kepribadian schizotypal
c.       Ganguan kepribadian paranoid
2.      Cluster B : kepribadian dramatik
Gologan dramatisir, perilaku emosional, tidak menentu,dan perilaku antisosial.
a.       Gangguan kepribadian hesterionik
b.      Gangguan kepribadian borderline
c.       Gangguan kepribadian antisosial
3.      Cluster C : kepribadian dengan kecemasan.
Gangguan kepribadian dengan kecemasan, ketakutan, dan perilaku tergantung.
a.       Gangguan kepribadian menghindar
b.      Gangguan kepribadian dependen
c.       Gangguan kepribadian obsessive-compulsive

Gejala umum yaitu
Individu dengan gangguan kepribadian sarat dengan berbagai pengalaman. Konflik dan ketidakstabilan dalam beberapa aspek dalam kehidupan mereka. Gejala secara umum gangguan kepribadian berdasarkan kriteria dalam setiap kategori adalah sebagai berikut:
1.      Pengalaman dan perilaku individu yang menyimpang dari harapan sosial (social expectatiaon). Penyimpangan pola tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Cara berpikir (kognisi) termasuk perubahan persepsi dan interprestasi terhadap dirinya, orang lain, dan waktu.
b.      Afeksi (respons emosional terhadap diri sendiri, labil, intensitas, dan cakupan).
c.       Fungsi-fungsi interpersonal.
d.      Kontrol terhadap impuls.
2.      Gangguan-gangguan tersebut bersifat menetap dalam diri pribadi individu dan berpengaruh pada situasi sosial.
3.      Gangguan kepribadian yang terbentuk berhubungan erat dengan pembentukan distres atau memburuknya hubungan sosial, permasalahan kerja, atau fungsi-fungsi sosial penting lainya.
4.      Pola gangguan bersifat stabil dengan durasi lama dan gangguan tersebut.
5.      Dapat muncul dan memuncak menjelang memasuki dewasa dan tidak terbatas pada episode penyakit jiwa.
6.      Gangguan pola kepribadian tidak disebabkan oleh kondisi medis seperti luka di kepala.
Risiko gangguan kepribadian
Individu yang tidak segera melakukan pengobatan, gangguan kepribadian dapat berdampak pada hal-hal berikut ini.
1.      Isolasi sosial, kehilangan sahabat-sahabat terdekat yang disebabkan ketidakmampuan untuk menjalani hubungan yang sehat, rasa malu yang disebabkan putusnya hubungan  dengan masyarakat.
2.      Bunuh diri, melukai diri sendiri sering terjadi pada individu yang mengalami gangguan kepribadian ambang dan cluster B.
3.      Ketergantungan pada alkohol dan obat-obatan.
4.      Depresi, kecemasan, dan gangguan makan. Untuk semua cluster mempunyai risiko berkambangnya masalah psikologis lainya.
5.      Perilaku berbahaya yang dapat merusak diri sendiri. Penderita gangguan kepribadian ambang berpotensi melakukan tindakan berbahaya, tanpa perhitungan seperti terlibat pada seks bebas beresiko atau terlibat dalam perjudian. Pada gangguan kepribadian penderita beresiko mengalami elecehan seksual, emosional, atau kekerasan fisik karena individu ini hanya mengutamakan pada bertahan hubungan semata (bergantung pada orang tersebut).
6.      Kekerasan atau bahkan pembunuhan. Perilaku agresif pada gangguan kepribadian paranoid dan anti sosial.
7.      Tindakan kriminal. Gangguan kepribadian anti sosial mempunyai risiko lebih besar melakukan tindakan kriminal. Hal ini dapat mengakibatkan diri bersangkutan di penjara.
8.      Gagguan simtom yang ada dapat menjadi lebih buruk di kemudian hari bila tidak mendapatkan perawatan secara baik.

B.     Gangguan Kepribadian
Pengelompokan kepribadian
Tiga pengelompokan kepribadian yang utama sesuai dengan DSM-IV adalah sebagai berikut:


Pengelompokan A
Pengelompokan B
Pengelompokan C
karakteristik
Perilaku yang aneh atau eksentrik
Prilaku dramatik, emosional, atau tidak menentu
Perilaku cemas atau sangat ketakutan
Gangguan
Paranoid
Skizoid
skizotipal
Antisosial
Ambang
Historik
Narsistik
Menghindar bergantung
Obsesif-kompulsif


Gangguan Kepribadian Kelompok A
1.      Gangguan kepribadian paranoid
Ciri dasar gangguan kepribadian paranoid adalah ketidakpercayaan dan kecurigaan yang sangat besar pada orang lain. Pikiran mereka terus menerus berisi ide bahwa orang lain akan mempermaikan tipuan, mengeksploitasi atau mengakibatkan bahaya. Mereka suka berahasia terlalu sensitif, cemburuan, suka berargumentasi, dan agresif. Berbagai kesulitan tampak dibesar-besarkan, semua kritik tidak diterima dengan baik.  Interaksi mereka ditandai dengan kritik berlebiahan, kekakuan, sifat defensif, dingin dan tidak dapat berkompromi.  Mereka membuat orang-orang disekitar mereka merasa tidak nyaman berada dalm situasi sosial dan mereka kurang memiliki rasa humor. Gangguan kepribadian lebih sering terjadi pada pria.
2.      Gangguan kepribadian skizoid
Ciri dasar gangguan kepribadian skizoid adalah pengabaian hubungan interpersonal dan ketidakmampuan untuk mengalami berbagai emosi yang normal. Mereka tidak memiliki keinginan untuk berinteraksi sosial dan tidak memperoleh kesenangan dari interaksi sosial, mereka lebih senang melakukan interaksi soliter. Klien dengan gangguan kepribadian skizoid sering laki dipandang orang sebai seorang pemalu, suka menyendiri, memiliki sifat mementingkan diri sendiri. Mereka menunjukan afek datar dan menampakkan emos yang kaku atau dingin terhadap orang lain. Gangguan kepribadian skizoid ini dappat terjadi pada wanita ataupun pria.
3.      Ganggguan kepribadian Skizotipal
Ciri dasar gangguan kepribadian skizopital adalah berkurangnya kemampuan untuk melaksanakan hubungan interpersonal dan distorsi kognitif dan persepsi yang menyebabkan keanehan dalam berbicara, berprilaku dan berpenampilan. Orang dengan gangguan ini memiliki gejala yang sama dengan penderita skizofrenia, tetapi gejalanya tidak cukup hebat untuk menegakkan diagnosis skizorrfenia. Gangguan ini sering kali mengalami persepsi yang tidak biasa seperti mendengar suara-suara yang memanggil mereka. Pikiran mereka sering kali tidak jelas atau diekspresikan secara tidak sesuai dan mereka berbicara dengan diri mereka sendiri secara periodik.
Gangguan Kepribadian Tipe B
1.      Gangguan kepribadian anti sosial
Ciri utama gangguan kepribadian anti sosial adalah prilaku tidak bertanggung jawab dan asosisal, termasuk tidak menghargai hak-hak orang lain. Prilaku ini dimulai selama masa kanak-kanak atau masa remaja awal dan bertahan sampai kehidupan dewasa. Beberapa jenis prilaku yang khas selama masa kanak-kanak ialah membolos, mencuri, minggat, penyalahgunaan zat, berkelahi, penggunaan senjata, membakar rumah, kejam dan brutal kepada manusia dan hewan, dan agresif sosial. Pada orang dewasa dengan gangguan kepribadian anti sosial memiliki sifat mudah tersinggung, agresif, dan sembrono serta mencari kepuasan dengan segera.
2.      Gangguan kepribadian ambang
Ciri utama ialah ditandai dengan ketidakstabialan dalam hubungan interpersonal, konsep diri, dan alam perasaan sebagai suatu reaksi terhadap ketakutan atas pengabaian yang nyata atau imajinasi.
Orang yang mengalami gangguan ini memeilki sifat impulsif, sembrono, dan terganggu kognitifnya. Mereka bertindak dengan cara destruktif, seperti mengitil ditoko, menganiaya diri sendiri, dan makan berlabihan seperti dalam pesta. Dalam tatanan klinis mereka dapat menunjukan kecemasan, ketidakstabilan, rasa marah, impulsif dan destrujtif yang ekstrim terhadap diri sendiri dan orang lain.
3.      Gangguan kepribadian histrionik
Karakteristik utama gangggan kepribadian ini ialah prilaku mencari perhatian yang sangat dramatis yang dimulai pada awal usia dewasa. Penderita gangguan ini memiliki dorongan kebutuhan u ntuk menjadi pusat prhatian dan menjadi tidak nyaman jika mereka tidak berada pada posisi ini, tanpa menghirauakan apakah hal ini sesuai dengan situasi yang ada.

4.      Gangguan kepribadian narsistik
Karakteristik utama dari gangguan ini ialah rasa yang berlebihan bhawa dirinya sangat penting. Ada perasaan kuat untuk menghakimi dan sebuah hasrat untuk mendapat perhatian khusus dan pemujaan yang terus menerus. Mereka yang menderita gangguan ini menilai bakat dan prestasinya terlalu tinggi, sangat sombong, dan memanfaatkan orang lain demi kebutuhan pribadi. Mereka terlena oleh mimpi-mimi keberhasilan, kekuatan, kekayaan, kepandaian, daya tarik fisik dan cinta ideal. 
Ganggan kepribadian kelompok C
1.      Gangguan kepribadain menghindar
Ciri primer dari ganggua kepribadian menghindar adalah perasaan ketidaknyamanan sosial yang pervasif dan repetitif (berulang), perasaan berulang tentang ketidakadekuatan dalam situasi sosial, prilaku tidak berani dan sensitifitas akut yang tidak normal terhadap berbagai kritik.
2.      Ganggan kepribadian dependen
Ciri primer dari gangguan ini ialah kebutuhan yang menyeluruh dan berlebihan untuk selalu diurus oleh orang lain dan prilaku tunduk atau patuh dan dependen pada orang-orang yang dianggap sebagai sumber asuhan. Mereka terlalu bergantung pada orang lain menyebabkan mereka tidak dapat menyelesaikan tugas mereka sendiri. Kritik yang diberikan orang lain sangat menykitkan, walu mereka kadang-kadang sependapat dengan orang tersebut, terutama jika kritik itu diberikan oleh orang yang merawatnya.
3.      Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif
Ciri primer dari gangguan kepribadian ini adalah seorang terokupasi (sibuk memikirkan) dengan peraturan, undang-undang dan kesempurnaan. Sering kali, tanpa memperhatikan betapa sempurnanya pencapaian secara mendetil, oarang yang menderita gangguan ini merasa yakin bahwa hasil bahwa hasil tersebut belum cukup bagus dan selanjutnya ia akan mencari berbagai cara untuk memperbaikinya. Biasanya orang ini berfokus pada kerja dan pencapaian tujuan dengan mengesampingkan persahabatan dan aktivitas yang menyenangkan.






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Perilaku yang berhubungan dengan respons sosial maladaptif antara lain manipulasi, Narkisisme, impulsif, dan faktor pencetus atau yang mempengarihi adalah Faktor perkembangan, faktor niologi, Faktor sosiokultural.
Kepribadian adalah sikap dan perilaku yang menggambarkan diri individu secara utuh dan digunakan untuk menanggapi, berhubungan, serta berfikir tentng diri dan lingkungan dalam konteks hubungan personal yang luas.
 Gangguan kepribadian dapat di identifikasi dengan sikap dan perilaku yang tidak fleksibel, maladaptif, serta fungsi sosisal dan pekerjaan terganggu.
Gangguan kepribadian terdiri dari gangguan kepribadian kelompok A(skizoid,schizotyppal,paranoid),B(hesterionik,borderline, dan antisoaial), dan C(menghindar, dependen,onsesive-compulsive).

B.     Saran
Hendaknya perawat atau tenaga kesehatan yang lain menggnakan strategi komunikasi yang disesuaikan berdasarkan tipe gangguan kepribadian.
Tenaga kesehatan atau perawat sebaiknya memberikan intervensi yang sesuai dengan masalah atau diagnosa pada pasien tersebut dengan mengguanakan pesan-pesan yang jelas dan sederhana serta tidak menyinggung perasaan klian agar intervensi dapat berjalan dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

Kusumawati,farida,dkk.2010.Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta : Salemba Medika.




1 komentar:

  1. thanksyou materinya.. sangat membantu dalam pembelajaran keperawatan jiwa

    BalasHapus